Batam akan mulai proyek pembangunan LRT pada pertengahan 2024
Kepala Badan Pengusahaan Batam mengatakan proyek LRT ini akan menjadi "ikon Kota Batam".

BATAM: Pembangunan sistem Light Rail Transit (LRT) yang diusulkan di Batam, Indonesia, diperkirakan akan dimulai pada pertengahan 2024 dengan target penyelesaian pada 2025.
Berbicara kepada CNA, Kepala Badan Pengusahaan Batam Muhammad Rudi mengatakan pada Rabu (17 Mei): "Lahan di Batam dikelola oleh (Badan Pengusahaan Batam) jadi kami bisa dengan cepat mendedikasikan lahan untuk proyek ini. Di tempat lain, butuh waktu bertahun-tahun untuk pembebasan lahan pada proyek apapun."
Dia juga mengatakan: "Konstruksinya sendiri akan dimulai pertengahan 2024. Kami berharap proyeknya bisa selesai pada 2025. Itu target kami."
Dalam pernyataannya bulan lalu, Rudi yang juga walikota Batam mengumumkan rencananya untuk membangun sistem transportasi massal LRT untuk mengurangi kepadatan dan "menjadikan Batam kota modern".
Rudi mengatakan kepada CNA Rabu lalu bahwa sistem LRT diperlukan untuk mengakomodir masyarakat Batam yang populasinya terus bertambah, terutama karena akan ada lebih banyak pekerja dan pendatang ke kota itu usai pandemi.
"Saat ini satu-satunya transportasi umum yang kita miliki hanya bus. Untuk sekarang itu cukup bagi 1,2 juta warga Batam. Tapi kita harus memikirkan masa depan," kata dia.
Rudi mencatat bahwa populasi Batam saat ini 1,24 juta, naik dari 1,22 juta tahun lalu. Pertumbuhan kendaraan pribadi, lanjut dia, lebih cepat ketimbang pertumbuhan populasi Kota Batam.
Menurut Rudi, lima gerbong LRT berbentuk kapsul akan digabungkan untuk melayani satu kali perjalanan. Satu gerbong LRT mampu memuat 20 penumpang, dengan 10 penumpang duduk dan 10 penumpang berdiri. Gerbong-gerbong tersebut akan melaju pada rel gantung di ketinggian sekitar 9 meter.
"Saya kira desainnya unik ... tidak seperti LRT lainnya. Karena bentuknya unik, ini bisa menjadi ikon Kota Batam," kata dia.
Rudi juga mengatakan ada empat perusahaan dari Singapura, Malaysia, Jerman dan Indonesia yang mengerjakan desain LRT yang diajukan. "Walau mereka yang mengajukan desain ini, tapi kami tetap akan melakukan proses tender ... (yang diperkirakan akan dimulai) pada November," kata dia.
Rudi kepada CNA mengatakan rencana pembangunan tahap pertama proyek ini akan memiliki panjang 11km dengan 16 stasiun.
"Kami ingin mulai dengan jalur yang menghubungkan bandara dan Batam City Centre ... Pada Juli, kami akan mulai membangun Terminal 2 (di Bandara Internasional Hang Nadim). Kami berencana membangun stasiun LRT antara terminal lama dan terminal baru," kata dia.
Dia mengatakan proyek Tahap 1 bernilai US$110 juta (Rp1,6 triliun).
Rudi juga menjelaskan pembangunan Tahap 2 akan mengitari Batam City Centre, sementara Tahap 3 akan menghubungkan Batam City Centre dengan Batu Ampar, kawasan industri Batam. Namun, belum ada tenggat waktu yang ditetapkan.
Baca artikel ini dalam Bahasa Inggris.
Baca juga artikel Bahasa Indonesia ini mengenai upaya Indonesia menghentikan wabah flu babi Afrika di Pulau Bulan.
Ikuti CNA di Facebook dan Twitter untuk lebih banyak artikel.