Skip to main content
Iklan

Lingkungan

Memiliki energi panas bumi berlimpah, Indonesia incar pasar ekspor listrik ramah lingkungan

Indonesia memiliki 40 persen dari potensi sumber energi panas bumi atau geotermal dunia, dengan perkiraan cadangan sebesar 24 gigawatt yang siap dikembangkan.

Memiliki energi panas bumi berlimpah, Indonesia incar pasar ekspor listrik ramah lingkungan
PT Pertamina Geothermal Energy ingin mengekspor energi ramah lingkungan ke negara-negara tetangga seiring semakin banyaknya negara yang beralih ke energi ramah lingkungan dan meninggalkan bahan bakar fosil.

KAMOJANG, Jawa Barat: Perusahaan negara untuk pengembangan energi panas bumi terbesar di Indonesia, PT Pertamina Geothermal Energi, berharap dapat mengekspor energi bersih ke negara-negara tetangga di tengah gencarnya upaya kawasan mencari energi alternatif dan meninggalkan bahan bakar fosil.

Indonesia terletak di kawasan Cincin Api sehingga memiliki gunung-gunung berapi paling aktif di dunia. Kondisi ini menjadikan Indonesia negara dengan sumber energi panas bumi atau geotermal yang berlimpah.

Indonesia memiliki 40 persen dari potensi sumber energi panas bumi dunia, dengan perkiraan cadangan sebesar 24 gigawatt yang siap dikembangkan. Namun saat ini, hanya 10 persen dari potensi energi geotermal yang mampu dimanfaatkan oleh Indonesia.

Seiring kian mendesaknya kebutuhan akan energi terbarukan untuk melawan perubahan iklim, para pengamat mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan geotermal harus berupaya optimal untuk mengekstraksi lebih banyak lagi energi hijau yang ramah lingkungan.

Energi panas yang tercipta di inti Bumi

Energi geotermal adalah panas yang tercipta di inti Bumi.

Keberadaan bebatuan dan air panas di dalam tanah menciptakan reservoir panas bumi alami.

Pengeboran jauh ke dalam tanah dilakukan untuk mengekstraksi panas bumi bagi kebutuhan manusia. Air panas dari reservoir dalam tanah ini kemudian disalurkan ke permukaan dengan pipa ke sumur-sumur pengeboran. 

Air panas tersebut kemudian diubah menjadi uap yang menggerakkan turbin yang terhubung ke generator untuk menghasilkan listrik.

Air yang telah mendingin lalu dipompa kembali ke dalam tanah untuk menjaga kelestarian reservoir panas bumi.  

Collapse

LEBIH DAPAT DIANDALKAN DARIPADA TENAGA SURYA DAN ANGIN

Dengan lebih dari 300 titik panas bumi, Indonesia menjadi salah satu produsen energi geotermal terbesar dunia.

Salah satunya berada di lereng Gunung Guntur, gunung api strato di provinsi Jawa Barat, tempat di mana energi geotermal dari kawah Kamojang dimanfaatkan.

Penggalian sumur untuk eksplorasi geotermal di Kamojang pertama kali dimulai pada 1926 ketika masa penjajahan Belanda.

Setelah hampir 100 tahun, sumur itu masih terus mengeluarkan uap bertekanan tinggi hingga sekarang.

Sumur energi geotermal pertama di Indonesia ini kini dikelola oleh Pertamina Geothermal Energi.

"Kelebihan dari geotermal adalah dia sanggup beroperasi 24 jam sehari dan 7 hari seminggu," kata Hanifah Bagus Sulistyardi, manajer operasional di Pertamina Geothermal Energy (Kamojang).

"(Geotermal) tidak intermittent, contohnya jika dibandingkan dengan matahari. Kalau PLTS (pembangkit listrik tenaga surya) sehari hanya beroperasi sekian jam, setelah malam tidak dapat beroperasi."

Indonesia memiliki 40 persen cadangan energi panas bumi dunia, dengan perkiraan cadangan 24 gigawatt yang siap dikembangkan, namun saat ini, hanya 10 persen yang dimanfaatkan.

INDUSTRI PADAT MODAL

Geotermal adalah sebuah industri padat modal dengan risiko tinggi bagi perusahaan-perusahaan yang ingin berinvestasi, terutama dalam fase eksplorasi dan pengeboran.

Hal inilah yang kemudian membuat harga listrik energi geotermal meningkat.

Pertamina Geothermal Energy mengoperasikan total enam pembangkit listrik geotermal di seluruh Indonesia dengan kapasitas 672 megawatt.

Pertamina berencana meningkatkan kapasitas ini menjadi 1 gigawatt dalam dua tahun. Selain itu, Pertamina juga ingin meningkatkan bisnisnya dan mengekspor energi terbarukan.

"Kami memiliki banyak sekali pusat (energi) geotermal di Sumatra," kata presiden direktur Pertamina Geothermal Energi Julfi Hadi.

Dia mengatakan, Indonesia memiliki cadangan geotermal yang dapat didistribusikan ke negara-negara tetangga "untuk memastikan tujuan bersama menanggulangi perubahan iklim dapat terpenuhi".

EKSPOR ENERGI GEOTERMAL BELUM AKAN TERWUJUD DALAM WAKTU DEKAT 

Namun, mengekspor energi geotermal dari Indonesia belum akan terwujud dalam waktu dekat.

Di bawah undang-undang Indonesia, perusahaan energi hanya dapat menjual listrik kepada PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).

"Kalau kita lihat ke depan, demand listrik juga akan meningkat," kata Yudo Dwinanda Priaadi, direktur jenderal energi baru, terbarukan dan konservasi energi di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

"Kalau (Indonesia) semakin maju konsumsi juga akan meningkat. Apakah bisa ekspor atau tidak, nanti kita akan lihat. Yang jelas pemerintah selalu mendahulukan kepentingan dalam negeri dulu, baru kita bisa ekspor."

Indonesia sendiri telah menargetkan nol emisi gas rumah kaca pada 2060.

"LISTRIK HIJAU SEPERTI EMAS"

Di tengah mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil, Indonesia menargetkan penggunaan energi terbarukan mencapai seperempat dari keseluruhan penggunaan energinya pada 2025.

Awal tahun ini, Indonesia setuju mengirimkan 2 gigawatt tenaga surga ke Singapura dari pulau Batam.

Pengamat mengatakan, pembangkit listrik panas bumi diharapkan menjadi bagian dari tulang punggung pasokan listrik terbarukan Indonesia.

"Saat ini, listrik hijau seperti emas," kata pengamat transisi energi Fabby Tumiwa, yang juga direktur eksekutif dari Institute for Essential Services Reform. 

"Memiliki listrik hijau (akan) meningkatkan energi terbarukan di sistem kelistrikan sebuah negara, (dan) sehingga mengurangi intensitas energi. Saya kira di dunia yang terancam oleh perubahan iklim saat ini, semuanya adalah soal meningkatkan daya saing."

Baca artikel ini dalam Bahasa Inggris di sini.

Source: CNA/da(ih)

Juga layak dibaca

Iklan
Iklan